Sabtu, 27 Juni 2015

Setelah berkunjung ke Seoul yang super sibuk, juga Hapcheon yang penuh tantangan itu. Akhirnya kami sampai ke kota Pelabuhan di Korea, yes, It Is... Busan.


Perjalanan kami dari Hapcheon ke Busan cukup complicated, kenapa? Karena ada jalan murah dan mudah langsung dari Hapcheon ke Busan, tapi kita (Saya sebenarnya, Tari si yes aja ^.^) milih untuk mampir ke kota Daegu Cuma buat ngerasain naik KTX. Sayang rasanya kalau ga naik kereta cepat kebanggaan Korea ini. Nanti biar bisa dibandingin sama kereta Indonesia, atau nanti kalau next ke 
Jepang bisa kita bandingin sama Shinkanzen. Hehe.



Setelah 40 menit, akhirnya kami sampai di stasiun Busan. Disambut oleh pemandangan kota pinggir laut. Dari Stasiun aja kita bisa tahu kalau kota ini ga sesibuk kota Seoul. Mungkin rasanya seperti Seoul itu Jakarta, sedangkan kota Busan seperti Surabaya atau Jogjakartanya kita.
Dari Busan Station kita menuju ke Gemryonsan, karena rencananya kita akan di jemput disana. Lho dijemput siapa? Bukan kok, kita belum dapet oppa oppa di Busan. Haha, yang jemput kita berdua adalah the other angel who let us stayed in her home. Her name is Gina.

Setelah Maju mundur, akhirnya saya dan tari setuju untuk mencoba peruntungan menginap di rumah host dari couchsurfing. Couchsurfing itu adalah sebuah media sosial khusus traveler, jadi kita bisa request warga setempat untuk numpang menginap atau sekedar hangout, saya pernah sekali ke surabaya dan ditemani oleh host surabaya, pernah juga saya jadi host untuk orang bernama Ismail Serin dari Turki. Host itu adalah tuan rumah, sedangkan tamunya disebut surfer, kurang lebih seperti itu. Walau dua kali ber-couchsurfing, tetapi saya penasaran bagaimana kalau kita menginap di rumah host, mumpung ke korea, kenapa enggak.

Sempat maju mundur karena jadwal kita di seoul padat banget, kebayang kalau kita numpang pasti banyak sungkannya. But I begged to Tari, and she said yes.



Sebenernya dulu sempet mikir untuk pengiritan makanya ikut couchsurfing, tapi lebih dari itu, saya beneran pengen ngerasa tinggal dirumah orang dan melihat kehidupan mereka, makanya saya beranikan untuk ikut dan ngerasa couchsurfing. Tapi ya ternyata tidak semudah yang diceritakan di blog-blog itulah. Entah Berapa orang yang saya kirim request, yang balas Cuma beberapa, dan mereka biasanya pada ga bisa. Kebetulan Gina berencana ke Indonesia, jadi dia approved request saya.

Saya rasa tepat sekali saat kita memutuskan untuk couchsurfing di Busan, karena keinginan kita untuk explore kota Busan Tidak sebesar saat di Seoul, at least tidak ada must visit place di Busan yang ngebuat kita harus lari-lari di stasiun.



Gina ternyata entrepreneur di Busan, lokasi tokonya dekat dengan jembatan Gwangalli beach, salah satu ikon di Busan. Jadi lokasi wisata pertama kami ya ke Gwangalli beach itu. Gina bercerita tentang usaha yang dia jalani, dia juga cerita tentang warga korea yang senang minum soju (kaya di drama itu lho). Dia bilang basicly korean people itu pemalu, jadi ketika mereka sudah minum bareng, bisa deket lebih mudah dan sifat aslinya bisa ketahuan. Waktu si Gina cerita gitu, Tari langsung bilang “Kalo kita mau nikah sama cowok, kita harus minum bareng dulu dong biar tahu gimana aslinya mereka”, haha bener juga si Tar. Boleh banget dicoba.

Si Gina ini super sibuk, dia menjalankan bisnis dengan keluarganya. Tapi dia baik banget tetep nemenin kita berdua yang notabenenya adalah orang asing. Kayaknya dia dan keluarga udah biasa jadi host, walau keluarganya ga bisa bahasa inggris selancar dia, tapi mereka welcoming kita ramah banget. Bahkan dimalam kedua kita diajak jalan-jalan keliling busan buat liat mall terbesar di busan dan gedung Busan Film Festival sambil cerita-cerita tentang Busan. Lucu lagi ayahnya Gina yang saya pikir cuek tiba-tiba ngambil setangkai bunga pas kita lagi di taman pinggir sungai gitu, tangkai bunga itu dijadiin cincin bunga. So sweet kan.. kata Gina ayahnya lupa bagaimana cara buatnya, tetapi waktu pacaran dulu, ibunya Gina selalu suka dibuatin cincin ini. Haha... Kamsahamida Aboji ^.^
malam terakhir, kami diajari cara membuat aromatic candle oleh Gina.
Ga banyak waktu yang kami habiskan dengan Gina, karena kita Cuma beneran numpang tidur dirumahnya, datang sore, malam nginep, pagi sampe malem besoknya kita main sendiri, malem dateng dan nginep, besok paginya kita pulang pas mereka masih tidur. Tapi banyak banget yang kita dapat, kita seperti tau budaya keluarga mereka. Senang lihat Keluarga Gina yang terbuka dan ga aneh liat kita berhijab. Menurut saya couchsurfing bisa jadi salah satu “wisata” saat kita travelling, karena travelling itu ya tentang budaya kan? Kalau tentang tempat wisata dan pemandangan aja, di Internet ada banyak.

0 komentar:

Posting Komentar