Selasa, 12 September 2017

Pernah dengar Couchsurfing?

Bagi beberapa orang, terutama traveler, tidak asing mendengar kata Couchsurfing. Saya sendiri mengenal Couchsurfing di tahun 2014. Berawal dari rencana perjalanan ke Korea dan tentu saja dalam rencana tersebut, saya (seperti yang lain juga) cari tahu, bagaimana caranya agar menekan budget tapi tetap bahagia.

Lalu saya menemukan couchsurfing dari website antah berantah diatara ratusan website yang saya kunjugi (antah berantah = lupa website yang mana)

Dalam websitenya www.couchsurfing.com  Couchsurfing is a service that connects members to a global community of travelers. Use Couchsurfing to find a place to stay or share your home and hometown with travelers. Buat saya saat itu, couchsurfing artinya saya cari tumpangan gratis. Tapi setelah menjalani beberapa kali, saya paham apa nikmatnya couchsurfing, yaitu... "cerita baru"

Ada dua istilah yang sering dipakai dalam couchsurfing
1. Host, yang intinya tuan rumah
2. Surfer, yang kurang lebih artinya tamu.

Waktu saya cerita ke teman-teman tentang couchsurfing, beberapa bilang "emang ada ya yang pake couchsurfing di Cilegon? Cilegon bukan kota Pariwisata", Tapi ternyata... ada lho ^^. Saya pernah sekali jadi host dua wanita petualang asal Jerman, dia transit satu malam untuk ke Lampung keesokan harinya. Keluarga saya happy banget bisa ketemu mereka, jarang-jarang ada tamu dari Luar negeri. Saya jujur lebih sering jadi surfer, dulu waktu di Korea, saya putuskan untuk menginap dua malam di rumah Gina, di Busan. Keluarganya baik banget, malam terakhir jam 11 malam kita diajak muter Busan, karena mereka ga enak sama kita yang ga sempat di ajak jalan-jalan selama di Busan, mereka sekeluarga sibuk dengan usaha mereka. 

Tidak hanya menginap, kadang saya juga pakai Couchsurfing untuk mengisi kekosongan waktu disuatu tempat, misalnya saat ke Surabaya dengan teman-teman, saya naik pesawat malam padahal teman-teman lain sudah berangkat dari pagi. Daripada bingung di Surabaya, saya cari host yang bisa temani saya untuk keliling surabaya. Pernah juga ada orang Turki yang mengunjungi adiknya di Cilegon dan dia minta ditemani dinner serta cerita-cerita tentang Indonesia dan Cilegon.


Pengalaman terbaru adalah ketika berlibur di Paris, dua hari saya ditemani oleh si cantik Chelsie, mahasiswa asal Ambon yang kuliah di Paris. Kami berkeliling sampai malam di kota Paris, bonus indah banget, karena Chelsie tahu seluk beluk Paris, makan ditempat murah, ngobrol dengan para pedagang minuman dijalanan dan pas jalan-jalan sama dia, Paris yang touristy itu terasa sepi dan nyaman, di Sacré-Cœur cuma ada belasan orang. Keesokan harinya, saya ketempat yang sama dengan suami, dan sudah ada ribuan orang disana. 


Couchsurfing di Paris
Di Cilegon ada juga perkumpulan Couchsurfing, kami sering bertukar cerita dan yah beberapa kali ketemu bareng untuk cerita-cerita (jarang match jadwalnya). Intinya, saya belum pernah ketemu ruginya pakai couchsurfing, selalu ada cerita dan teman baru. Tapi sebelum menentukan pakai couchsurfing atau tidak, biasanya saya putuskan mau liburan yang seperti apa. Untuk menginap dirumah orang, beberapa teman saya sering menggunakan couchsurfing untuk irit dan juga pengalamannya, tetapi untuk saya, rasanya saya tidak begitu cocok, karena banyak sungkannya. Tetapi untuk sekedar bertemu, bercerita dengan orang baru, ini tempat yang pas ^^.

Tips memilih host ataupun surfer?
Feeling aja lah, feeling yang didasarkan oleh profil picture, description dan juga referensi.

Semoga bermanfaat ^^

0 komentar:

Posting Komentar