Kamis, 12 Januari 2012

"Terkadang kita berbicara tetapi tidak ditulis/ditulis tidak dibicarakan/dibicarakan tidak dilakukan/dilakukan tidak dibicarakan/ditulis tapi tidak dilakukan/dilakukan tetapi tidak ditulis" ucap salah seorang mantan Edents yang saya lupa namanya, tapi saya ingat dia orang hebat. Hebat karena prestasinya, juga karena dia bisa mengucapkan hal diatas dengan cepat tanpa jeda. 

Harusnya tulisan ini di Posting 7 Januari 2012 malam kemarin. Ketika rasa itu masih hangat untuk disantap. Tapi biarlah, banyak manusia sering berkata "terlambat lebih baik dari pada tidak sama sekali"

Banyak yang terjadi di tanggal bersejarah itu, bersejarah karena sama seperti HUT SMP N 3 CILEGON, Indosiar ( kalau tidak salah atau dua hari range atas bawah ) dan lebih lagi karena itu hari lahir saya 22 tahun lalu. 

Kejutan-kejutan itu tidak pernah selesai, walau tidak seperti seharusnya kejutan itu dibuat, tapi perhatian mereka tidak pernah bosan untuk datang. 

Tahun ini sudah sah meninggalkan dua organisasi yang membesarkan saya di FEB UNDIP, banyak mengenal orang baru, memahami pemikiran-pemikiran banyak orang. Belajar menjadi seorang marketing adalah hal menarik tahun ini, sedikit berbeda dengan dibuku-buku Philip Kholter, salah satu dosen saya pernah bilang, banyak gap antara teori dan fenomena marketing walau untuk pengarang ternama sekalipun. Tahun ini saya mempelajari itu, secara praktek. Banyak yang terjadi, banyak yang beda, tentu saja itu mungkin karena Philip Kholter atau Hermawan Kertajaya bukan Tuhan yang tahu semua selera hambanya. Tetapi mereka tetap hebat,  karena dasar teori tetap dibutuhkan. 
Dua bulan belajar saja Tuhan rajin memberi saya pengalaman, dari lucu, kesal, sedih jengkel dan banyak hal lain yang terus menerus membuat saya bersyukur karena saya terlahir sebagai saya, bukan orang lain. Orang-orang itu mengajari banyak hal, setuju dengan ungkapan "Mereka adalah Guru yang menyamar sebagai teman, sahabat, partner, bahkan rival yang kadang tidak aku sukai" ( Adityawan, 2011). 


Para Guru itu juga banyak menyamar di laskar Pejuang Mulia, Edents. 


"hidup itu membutuhkan Passion dan Purpose " 


itu yang di bilang oleh Imanulyaqin, salah satu mantan Edents yang selalu setia mendampingi Edents dari zaman ke zaman. Kata-kata itu selalu membuat saya melihat kembali, tidak cukup rasanya memandang kata-kata yang saya tuliskan dalam notes smartphone.
Passion, contohnya selalu sama dan sering terdengar, bisa Bill Gates yang keluar dari Harvard untuk microsoft, bisa juga Mark Zuckerberg yang membangun facebook. Passion bisa menjadi sebuah hobi dan akan hanya menjadi sebuah hobi tanpa purpose, hal itu yang saya sadari setelahnya. Lalu, setelah sadar? sang Maestro melanjutkan kata-katanya


"sarjana itu Tau, tapi tidak bisa melakukan"


Nah itu dia, saya tau, saya menyadari hal itu, tapi saya tidak bisa melakukannya, padahal belum genap menjadi seorang SE. Hal tersebut belum juga tercapai, masih dibangun terus-menerus. Tapi passion dan purpose itu ada, dan tidak sekedar ada... karena saya akan melakukannya. 


satu ungkapan Pa Imanulyaqin malam itu sebelum kami berpisah, 
"just wish me luck, sir!"
dia hanya melengos dan bilang "jangan cuma wish me wish me aja dong, tapi Do it" katanya kesal. Mungkin dia kesal karena gereget mahasiswa sekarang tidak seperti dulu. 


Terimakasih ilmunya.


*Tulisan ini seharusnya bisa lebih baik bila ditulis saat masih ingat, tapi tetap "terlambat lebih baik dari pada tidak sama sekali "




0 komentar:

Posting Komentar