Survey Cepat "Dampak Perlambatan Ekonomi Dunia terhadap Kinerja UMKM Tahun 2012" merupakan survey ketiga setelah survey pengetahuan Korupsi KPK dan Survey Kelayakan BPR di Tanggung Harjo, Grobogan tahun ini. Survey ini diadakan oleh Badan Kebijakan Fiskal langsung dari Kementrian Keuangan RI. Dua survey terakhir berhubungan dengan usaha masyarakat dan modal serta bank-bank yang memberikan kredit pada masyarakat. Banyak hal yang dapat dipetik dari momen survey di kehidupan masyarakat.
Tanggung Harjo adalah sebuah kecamatan kecil di Grobogan Jawa Tengah, mayoritas penduduknya adalah petani. Desa-desa disini bisa hanya memiliki fasilitas yang minim, infrastruktur seperti jalan misalnya, sangat jauh dikatakan layak. Tapi survey di tempat ini menunjukan satu hal, mayoritas penduduk di tempat ini memiliki tingkat "sadar kredit" yang tinggi. Dulu mungkin pinjaman renternir banyak dijadikan sumber modal utama, tetapi bila ditelaah, warga ditempat ini pun memiliki sadar kredit bank tinggi. Beberapa banyak yang meminjam uang untuk modal pertanian, baik dari bank komersial, bank pemerintah atau bantuan-bantuan pemerintah lainnya. Pinjaman pun cukup besar, hingga mencapai puluhan juta rupiah. Para petani ditempat ini memang banyak yang memiliki omset yang besar.
1. Masyarakat Petani banyak yang "sadar-kredit"
Tetapi ketika ditanya profit, entah malu atau entah mengungkapkan hal sebenarnya, jawaban mereka biasanya di awali dengan " ya.. paling segini mbak, namanya juga petani...", "ya paling", "ya paling", "ya paling... ". Tingkat ya paling yang mereka ungkapkan biasanya tak sampai 20%, bahkan hanya dibawah 10%. Atau terkadang mereka menjawab "lupa mbak, ga ngitungi, yang penting modal utang ketutup, anak sekolah bisa makan". Kesimpulan lain yang dapat diambil adalah, mereka selalu berusaha untuk tahu bagaimana caranya untuk menjalankan usaha agar tetap berjalan, tanpa perhitungan yang baik sehingga perhitungan omset dan laba tidak dapat dibedakan.
2. Pembukuan yang tidak terekam dengan baik

0 komentar:
Posting Komentar