"balas budi paling baik pada orang tua kita adalah... kembali menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak kita kelak. Selamat hari ibu"

Dulu pernah ada perbincangan dengan seorang adik dari gelap hingga fajar membahas satu hal "kita tidak akan pernah bisa membalas jasa orang tua kita" ungkapnya malam itu. Ia menggambarkan bagaimana seorang ibu mengabdikan dirinya untuk anak-anaknya, sepenuh hati sepenuh harapan. Mencoba melakukan apa saja agar anaknya mengecap tingginya pendidikan. Berharap tentang kehidupan yang lebih baik daripada kehidupan yang pernah ia miliki. "dan lalu, setelah menikah (akhir-akhir ini semua pembicaraan berpangkal pada tujuh huruf itu) atau memiliki kehidupan baru, pasti kita meninggalkan orang tua kita. Padahal kita belum tentu sempat membalas jasa orang tua". Lalu kami membahas konsep yang pas untuk membalas jasa orang tua. Sulit dan tidak berujung, mungkin karena terlalu banyak teori cara membalas jasa orangtua yang benar, tetapi belum ada yang berani mengesahkannya. Saat itu saya putuskan satu hal : Membalas jasa orang tua hanya bisa dilakukan dengan menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kita nanti.

Ibu
Ibu
Saya memanggilnya mama, dia adalah alasan dari semua yang saya kerjakan saat ini, dia adalah alasan dari segala cita-cita dan cinta. Dia yang mengorbankan segalanya demi anak semata wayangnya. Dia tidak pernah lupa untuk melafalkan doa atas setiap sujud untuk anaknya. Dia yang pertama kali bahagia dan menangis ketika sesuatu terjadi pada anaknya. Dia yang selalu ada di garda depan bila sesuatu mengancam anaknya. Dia hidup untuk anaknya.
Selamat hari ibu, mamaku sayang. Mama itu nomor satu dihidupku. Apa yang ada dihidupku saat ini adalah apa doa mu yang telah dikabulkan oleh Tuhan.

0 komentar:
Posting Komentar