Setelah berkunjung ke Seoul yang super sibuk, juga Hapcheon
yang penuh tantangan itu. Akhirnya kami sampai ke kota Pelabuhan di Korea, yes,
It Is... Busan.
Perjalanan kami dari Hapcheon ke Busan cukup complicated,
kenapa? Karena ada jalan murah dan mudah langsung dari Hapcheon ke Busan, tapi
kita (Saya sebenarnya, Tari si yes aja ^.^) milih untuk mampir ke kota Daegu
Cuma buat ngerasain naik KTX. Sayang rasanya kalau ga naik kereta cepat
kebanggaan Korea ini. Nanti biar bisa dibandingin sama kereta Indonesia, atau
nanti kalau next ke
Setelah 40 menit, akhirnya kami sampai di stasiun Busan.
Disambut oleh pemandangan kota pinggir laut. Dari Stasiun aja kita bisa tahu
kalau kota ini ga sesibuk kota Seoul. Mungkin rasanya seperti Seoul itu
Jakarta, sedangkan kota Busan seperti Surabaya atau Jogjakartanya kita.
Dari Busan Station kita menuju ke Gemryonsan, karena
rencananya kita akan di jemput disana. Lho dijemput siapa? Bukan kok, kita
belum dapet oppa oppa di Busan. Haha, yang jemput kita berdua adalah the other
angel who let us stayed in her home. Her name is Gina.
Setelah Maju mundur, akhirnya saya dan tari setuju untuk
mencoba peruntungan menginap di rumah host dari couchsurfing. Couchsurfing itu
adalah sebuah media sosial khusus traveler, jadi kita bisa request warga
setempat untuk numpang menginap atau sekedar hangout, saya pernah sekali ke
surabaya dan ditemani oleh host surabaya, pernah juga saya jadi host untuk
orang bernama Ismail Serin dari Turki. Host itu adalah tuan rumah, sedangkan
tamunya disebut surfer, kurang lebih seperti itu. Walau dua kali
ber-couchsurfing, tetapi saya penasaran bagaimana kalau kita menginap di rumah
host, mumpung ke korea, kenapa enggak.
Sempat maju mundur karena jadwal kita di seoul padat banget,
kebayang kalau kita numpang pasti banyak sungkannya. But I begged to Tari, and
she said yes.
Sebenernya dulu sempet mikir untuk pengiritan makanya ikut
couchsurfing, tapi lebih dari itu, saya beneran pengen ngerasa tinggal dirumah
orang dan melihat kehidupan mereka, makanya saya beranikan untuk ikut dan
ngerasa couchsurfing. Tapi ya ternyata tidak semudah yang diceritakan di
blog-blog itulah. Entah Berapa orang yang saya kirim request, yang balas Cuma
beberapa, dan mereka biasanya pada ga bisa. Kebetulan Gina berencana ke
Indonesia, jadi dia approved request saya.
Saya rasa tepat sekali saat kita memutuskan untuk
couchsurfing di Busan, karena keinginan kita untuk explore kota Busan Tidak
sebesar saat di Seoul, at least tidak ada must visit place di Busan yang
ngebuat kita harus lari-lari di stasiun.
Gina ternyata entrepreneur di Busan, lokasi tokonya dekat
dengan jembatan Gwangalli beach, salah satu ikon di Busan. Jadi lokasi wisata
pertama kami ya ke Gwangalli beach itu. Gina bercerita tentang usaha yang dia
jalani, dia juga cerita tentang warga korea yang senang minum soju (kaya di
drama itu lho). Dia bilang basicly korean people itu pemalu, jadi ketika mereka
sudah minum bareng, bisa deket lebih mudah dan sifat aslinya bisa ketahuan.
Waktu si Gina cerita gitu, Tari langsung bilang “Kalo kita mau nikah sama
cowok, kita harus minum bareng dulu dong biar tahu gimana aslinya mereka”, haha
bener juga si Tar. Boleh banget dicoba.
Si Gina ini super sibuk, dia menjalankan bisnis dengan
keluarganya. Tapi dia baik banget tetep nemenin kita berdua yang notabenenya
adalah orang asing. Kayaknya dia dan keluarga udah biasa jadi host, walau
keluarganya ga bisa bahasa inggris selancar dia, tapi mereka welcoming kita
ramah banget. Bahkan dimalam kedua kita diajak jalan-jalan keliling busan buat
liat mall terbesar di busan dan gedung Busan Film Festival sambil cerita-cerita
tentang Busan. Lucu lagi ayahnya Gina yang saya pikir cuek tiba-tiba ngambil
setangkai bunga pas kita lagi di taman pinggir sungai gitu, tangkai bunga itu
dijadiin cincin bunga. So sweet kan.. kata Gina ayahnya lupa bagaimana cara
buatnya, tetapi waktu pacaran dulu, ibunya Gina selalu suka dibuatin cincin
ini. Haha... Kamsahamida Aboji ^.^
malam terakhir, kami diajari cara membuat aromatic candle oleh Gina. |
0 komentar:
Posting Komentar